MAKALAH
SITOHISTOTEKNOLOGI
DISUSUN OLEH :
NAMA : MARLITA ZAINAH UTAMI
NIM: PO.71.34.0.13.020
DOSEN PEMBIMBING :
Drs.M.Sitorus
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI.............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.............................................................................. ii
A.
Pengertian Jaringan.................................................................... 1
B.Fungsi
Jaringan............................................................................ 1
C.Macam-macam
Jaringan............................................................. 1
D.Teknik
Melakukan Prosesing Jaringan..................................... 2
1.Pengambilan jaringan........................................................... 3
2.Pencucian............................................................................. 3
3.Fiksasi.................................................................................. 3
4.Pencucian............................................................................. 9
5.Dehydrasi............................................................................ 9
6.Clearing............................................................................... 10
7.Infiltrasi............................................................................... 12
8.Embedding/Percetakan........................................................ 12
9.Microtome (Proses Pemotongan)......................................... 13
10.Asfixing............................................................................. 15
11. Staining/pewarnaan.......................................................... 16
12.Mounting .......................................................................... 18
13.Labelling............................................................................ 19
E.Kesimpulan................................................................................... 20
F.Daftar Pustaka.............................................................................. 21
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan karuniaNya, saya dapat
menyelesaikan makalah
Sitohistoteknologi ini.
Makalah ini saya buat untuk
memenuhi tugas individu yang diberi oleh dosen mata kuliah Sitohistoteknologi
Poltekkes Kemenkes Palembang. Untuk keperluan tugas akhir
semester ganjil tahun akademik 2014/2015 mata kuliah Sitohistoteknologi
mengenai bahan materi yang telah dijelaskan. Dalam makalah ini membahas labih
dalam tentang Jaringan pada manusia, mulai dari pengertian, fungsi, macam-macam
dan menjelaskan lebih terinci tentang bagaimana proses dari pemeriksaan
jaringan yang abnormal.
Tanpa
bantuan dan bimbingan berbagai pihak , makalah ini tidak akan terselesaikan.
Oleh sebab itu, Saya menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Sitohistoteknologi.
2. Keluarga
yang selalu memberikan dukungan ; serta
3. Teman-teman
yang turut membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat memberikan informasi bagi para pembaca.
Saya juga memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami makalah ini.
Palembang, 2014
PEMBAHASAN
SITOHISTOTEKNOLOGI
Asal kata :
Sito/cyto/cyt/sel : molekul-molekul sel
Histo : jaringan
Teknis : cara
Logi : Ilmu
Jadi
sitohistoteknologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara
membuat preparat jaringan tubuh manusia.
A.
Pengertian Jaringan
Jaringan adalah suatu susunan dari pada sel-sel sedemikian rupa yang
berhubungan erat antara satu dengan lainnya yang membentuk suatu lapisan .
Jaringan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
- sebagai
pelindung terhadap jaringan di sebelah dalamnya
- sebagai
penghasil kelenjar baik eksokrin maupun endokrin
- sebagai
penerima rangsang.
- sebagai
alat keluar dan masuknya zat-zat tertentu ,misalnya jaringan kulit dapat
memasukkan oksigen tetapi mengeluarkan CO2 , H2O
berupa keringat dan juga kelenjar lemak.
C. Macam-Macam Jaringan
·
JARINGAN EPITEL
Jaringan Epitel yaitu jaringan yang
terdiri dari lapisan-lapisan sel yang menutupi berbagai organ .
Macam-Macam Jaringan Epitel yaitu :
- Jaringan epitel pipih dan lapisan tunggal, misalnya pada pembuluh
darah, usus, dsb.
- Jaringan epitel pipih dan lapisan banyak, misalnya pada permukaan
kulit rongga mulut , rongga hidung, dsb.
- Jaringan epitel kubus yang terdapat pada saluran kelenjar ludah
,tyroid, saluran urine dan pada ginjal.
- Jaringan epitel kubus bersilia yang terdapat pada saluran pernapasan ,
saluran spermatozoa
- Jaringan epitel silindris yang terdapat pada selaput lendir usus dan
pada lambung.
· JARINGAN
PENUNJANG
Macam-Macam jaringan
penunjang yaitu :
1.
Jaringan kartilago / tulang rawan terdiri dari
zat kondrin . Fungsinya sebagai pelindung dan melancarkan gerakan.
2.
Jaringan
tulang terdiri dari zat CaCO3, dan Ca3( PO4)2. Fungsinya sebagai penyangga ,
kekuatan penyangga otot-otot.
3.
Jaringan ikat
, terdiri dari tendon / otot-otot dan ligamen .Fungsinya untuk mengikat antara
organ-organ dan pelindung .
4.
Jaringan
Lemak ,terdiri dari lemak .Fungsinya sebagai pelindung dan cadangan makanan .
5.
Jaringan
darah dan getah bening terdiri dari
darah dan getah bening .Fungsinya sebagai pelindung / antibodi ,sebagai
transportasi O2, CO2 sari-sari makanan .
6.
Jaringan
otot, terdiri dari otot-otot polos, otot-otot lurik /serat lintang ,otot-otot
jantung.Fungsinya untuk aktivitas dan berkontraksi .
7.
Jaringan
syaraf terdiri dari sel-sel syaraf (
badan sel neurit/ akson dan dendrit ).Fungsi akson meneruskan rangsang
sedangkan dendrit menerima rangsang.
D. Teknik Melakukan Prosesing
Jaringan
1.
Pengambilan
Jaringan/Organ
2.
Pencucian
3.
Proses
Fiksasi
4.
Pencucian
5.
Dehydrasi
6.
Clearing
7.
Infiltrasi
8.
Embedding/pencetakan
9.
Proses
Pemotongan/Microtome
10.
Asfixing
11.
Staining/Pewarnaan
12.
Mounting
13.
Labelling
Penjelasan:
1.
Pengambilan Jaringan
Cara pengambilan jaringan umumnya
dilakukan pada mahluk yang masih hidup/ yang masih sehat/ segar , yang mempunyai
bagian tubuh yang sehat ataupun yang mengalami gangguan kesehatan terutama pada
bagian-bagian tertentu dari suatu organ . Mahluk hidup tersebut ,yang
bersangkutan harus dibius baik lokal maupun keseluruhan untuk menghilangkan
rasa sakit yaitu dengan kloroform atau diethyl eter sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
2.
Pencucian
Cairan yang
dinggunakan untuk proses pencucian jaringan yaitu NaCl 0,85% fisiologis steril ( 0,90 %) .Tahap-tahap
pencucian adalah sebagai berikut :
1. Ketika jaringan baru diambil dari mahluk yang
bersangkutan keadaannya masih kotor terutama banyak mengandung darah ,demikian
juga jaringan yang berlebihan harus dibuang dan dibersihkan .
2. Selanjutnya
jaringan tersebut dikeluarkan dan dimasukan ke dalam tabung yang kedua yang
juga masih membuang sisa-sisa darah serta memotong bagian jaringan yang tidak
dikehendaki karena kemungkinan terlalu tebal dengan perhitungan supaya cairan
fiksasi pada proses berikutnya dapat masuk ke dalam jaringan .
3. Jaringan yang sudah dibentuk sedemikian rupa
dicuci lagi pada tabung yang ketiga, sehingga jaringan betul-betul bersih.
4. Pada proses pencucian yang terakhir ini yaitu pada
tabung keempat , hasil jaringan yang dicuci sudah meyakinkan di bandingkan dari pada sebelumnya , untuk
dilanjutkan ke proses yang berikut.
3.
Fiksasi
Tujuan
fiksasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghentikan dan membunuh proses metabolisme
secara tepat dan diusahakan agar
jaringan tersebut sedikit mengalami perubahan dari keadaan semula karena di
dalam jaringan tersebut ,terjadi proses hydrophilic
(penyusutan air) sehingga jaringan menjadi lebih jelas.
2. Untuk mencegah terjadinya autolisis ( penyusutan
sel)
3. Untuk merubah indeks refraksi jaringan agar sama
dengan kaca sediaan yang dipergunakan.
4. Untuk menaikkan daya pewarnaan jaringan dengan
menggunakan bahan yang bersifat mordant ( tajam, bau kahas,dan polar dan dapat
menerobos /masuk sel-sel pada jaringan
)sehingga komponen dari jaringan yang difiksasi menjadi baik.
Tahap-tahap proses fiksasi :
1.
Harus memilih
resep / formula dari cairan fiksasi dengan memahami sifat cairan fiksasi yang
digunakan .
2.
Untuk cairan
volumenya harus cukup yaitu kurang lebih 20 kali lipat dari voleme jaringan
yang difiksasi agar seluruh bagian jaringan terendam .
3.
Tempat
fiksasi harus luas dan diperhitungkan kedalamannya sehingga bentuk jaringan
yang direndam atau yang difiksasi tidak mengalami perubahan bentuk.
4.
Lebar
maupun tebalnya jaringan yang difiksasi
harus diperhatikan sehubungan dengan daya tembus cairan fiksasi baik.
5.
Waktu yang
dibutuhkan pada saat fiksasi harus benar-benar cukup artinya tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lama.
Macam-Macam Cairan Fiksasi, yaitu :
Cairan Fiksasi tunggal
- Formalin / Formaldehide
- Alkohol / Etanol
- Asam pikrin
- Beberapa senyawa kimia yang bersifat mordant,
Contoh :
FeCl2
,formalin , asam pikrinik ,fosfotungstic acid, dsb.
Cairan
fiksasi majemuk
Yaitu cairan beberapa zat kimia yang saling
mendukung agar tujuan dari pada fiksasi tercapai, contoh :
1.
Formalin Saline
Resep/formula (R/F)
NaCl (pa) 0,9
gr
Aquadstillata 90 cc
Formalin 30% 10 cc
Keuntungan :
· Mudah dibuat karena bahan-bahannya tidak sulit
dicari.
· Daya tembusnya cukup baik walaupun jaringan yang
difiksasi cukup besar.
· Larutan ini baik untuk fiksasi jaringan lemak dan
darah.
· Tidak begitu baik untuk fiksasi glikogen.
Kerugian:
Apabila terlalu lama disimpan maka daya ikatnya
terhadap zat warna menjadi berkurang sehingga sebaiknya larutan fiksasi
diperbaharui atau masih segar.
2.
Larutan Zenker
Resep :
HgCl2 0,9 gr
K2Cr2O7 2,5 gr
Na2SO4 1 gr
Aquadstillata 100
cc
Keempat bahan tersebut dibuat
terlebih dahulu kemudian disimpan menjadi stok dalam botol berwarna dan
diusahakan terhindar dari cahaya matahari dan apabila hendak digunakan
ditambahkan acetium glassial 5 cc dan dihomogenkan.
Keuntungan :
·
Secara umum
larutan ini baik terutama untuk persiapan perwarnaan inti dan jaringan ikat ‘
·
Di dalam ilmu
patologi , sering digunakan larutan fiksasi untuk pemeriksaan tumor.
·
Waktu fiksasi
sangat singkat karena itu harus betul-betul diperhatikan lama waktu fiksasinya
karena larutan ini mudah mengalami overviksasi.
Kerugian :
·
Larutan ini
mempunyai daya tembus yang kurang baik sehingga jaringan yang difiksasi harus
diperhatikan ketebalannya (3-5 mm).contohnya jaringan mitokondria,albumin,dll.
·
Larutan ini
mempunyai sifat overfiksasi ,sehingga apabila terlalu lama maka jaringan yang
difiksasi menjadi rusak.
3.
Larutan Helly
Terdiri dari larutan fiksasi yang di buat oleh
zenker hanya saja apabila hendak digunakan harus digunakan dengan 10 cc strong formalin (40%).
Keuntungan :
Sama halnya seperti yang diutarakan oleh zenker
tetapi tidak mudah mengalami overfiksasi.
Kerugian :
Jaringan yang difiksasi akan menggelembung karena
pengaruh formalin sehingga perlu dilakukan pecucian dengan air dan alkohol 70%
secara bertahap .larutan helly ini disebut
juga larutan formalin zenker.
4.
Larutan Orth
Resep :
K2Cr2O7 2,5 gr
Na2SO4 1 gr
Aq 90 ml
Larutan ini mula-mula dikenal sebagai larutan
meuller dan apabila hendak digunakan mula-mula larutan ini dibuat sebagai stok
kemudian ditambahkan strong formalin 10 cc .
Keuntungan :
Digunakan sebagai fiksasi untuk inti sel walaupun
daya tembusnya agak lemah ,selain itu dapat
juga digunakan sebagai fiksasi jaringan saraf, andrenalin ,dan
mitokondria dengan syarat pH-nya 4,5.
Kerugian :
· Jaringan yang difiksasi harus tipis dan lama waktu
fiksasi 3-10 hari.
· Larutan ini harus selalu dalam keadaan segar
karena mudah membentuk kristal-kristal.
· Apabila jaringan selesai difiksasi harus segera
dilakukan pencucian agar jaringan tidak menjadi rusak .
5.Larutan
Carmoy
Resep :
Alkohol Absolut 95-99% : 60 cc
Kloroform :
30 cc
Acidium Aceticum :
10 cc
Keuntungan :
·
Daya kerja
fiksasi ini cepat yaitu 30-90 menit
·
Baik untuk
fiksasi glikogen dan inti-inti sel
·
Larutan ini
sekaligus berfungsi sebagai bahan dehidrasi.
Kerugian :
·
Jaringan yang
difiksasi ukurannya harus kecil
·
Hasil fiksasi
terhadap jaringan sering terjadi pengkerutan
·
Larutan ini
tidak baik untuk fiksasi eritrosit
Catatan :
Setelah
jaringan difiksasi dalam larutan carmoy harus segera dipindahkan kedalam
kloroform selama 30 menit kemudian dimasukan kedalam parafin cair dan untuk
infiltrasi dimasukan kedalam oven dengan suhu tertentu ,kemudian dilakukan
embedding (percetakan).
6.Larutan
Bouin
Resep :
Asam pikrin jenuh
5 cc
Formalin 30% 20
cc
Acidum Aceticum 5
cc
Catatan :
Apabila hendak membuat larutan Bouin ini mula-mula
larutan asam pikrin jenuh dibuat dengan mengukur 1 liter Aq ditambah dengan
asam pikrin , kadar 1,5-2 % hingga berwarna kuning jenuh.
Keuntungan :
·
Daya tembus
larutan bouin cukup baik
·
Baik
digunakan di dalam laboratorium zoology ,karena sangat baik untuk fiksasi
jaringan-jaringan ikat dan inti-inti sel.
Kerugian :
·
Larutan ini
tidak baik untuk fiksasi eritosit
·
Waktu fiksasi
umumnya 24 jam
·
Jaringan yang
difiksasi sering menjadi rapuh
·
Warna
jaringan yang difiksasi sering menjadi kuning
7.Larutan
Allen
Resep :
Larutan allen berasal dari resep larutan bouin yang
telah dipersiapkan sebanyak 100 cc,kemudian dipanaskan pada suhu 37-38o C
, lalu ditambahkan kristal urea 2 gr, kemudian dihomogenkan setelah itu
ditambah dengan resep berikut :
Bouin 100 cc
Acidum chromicum 1,5
gr
Kristal urea
2 gr
Catatan :
Larutan allen ini sangat baik untuk fiksasi
kromosom dari hewan tetapi suhu larutan fiksasi harus sama dengan suhu dari
kromosom mahluk yang bersangkutan .
8.
Larutan Regand
Larutan ini sering disebut regand formal fluid
dengan resep sebagai berikut :
Kalium bikromat 3 % 80 cc
Formalin murni 20
cc
Larutan ini baik untuk fiksasi mitokondria ,tatapi
formalinnya harus dinetralkan terlebih dahulu dengan basa lemah sehingga
mempunyai Ph 6,5-7 ,sifat larutan ini sering tidak stabil sehingga apabila
hendak digunakan dalam keadaan segar dan baru untuk jaringan mamalia waktu
fiksasi yang dibutuhkan kurang lebih 4 hari setelah difiksasi jaringan harus
dicuci dengan air mengalir selama 24 jam .Setelah itu ,jaringan dibilas dengan
alkohol 70 %.
9. Larutan Gilson
Resep :
Merkuri klorid (air raksa) 10 % 20 cc
Acidium choromic 1 % 20 cc
Acidium Natricum 2
cc
Acidium aceticum glacialis 2% 2 cc
Larutan ini di homogenkan .larutan fiksasi ini
cukup keras dan jaringan yang difiksasi hanya sedikit mengalami perkerutan
,umumnya jaringan yang difiksasi adalah mahluk avertebrata ,contohnya : Anelida
, plathelminthes ,insekta.
10. Larutan A.F.A
Resep :
Alkohol 70 % 90
cc
Formalin 30 % 10
cc
Acedium aceticum glacialis 2cc
Larutan ini dihomogenkan .Larutan fiksasi ini
banyak digunakan dalam bidang parasitologi ,terutama pada cacing usus.Waktu
fiksasi yang dibutuhkan 3 jam dan tidak memerlukan pencucian, tetapi apabila
hendak di warnai jaringan dimasukan terlebih dahulu ke dalam alkohol
30%,kemudian dimasukan ke dalam air beberapa saat ,setelah itu baru diwarnai.
11.Larutan
Warcester
Reagen dari larutan ini terdiri dari 2 bagian
yaitu :
R/a.
Mercuri clorida 6
gr
Formalin 10% 100 cc
R/b.
Ambil resep a sebanyak 9 cc
Acedium aceticum glacialis 1 cc
R/a baik digunakan untuk fiksasi mahluk ‘protozoa’
R/b sebagai larutan warcester yan sebenarnya
sangat baik digunakan untuk fiksasi telur,ikan,amphibi & embrio.
4.
Proses Pencucian
Istilah
pencucian sebenarnya dapat diartikan secara luas.Walaupun ada perbedaan
paendapat oleh bangsa inggris, sehingga dibedakan atas 3 macam yaitu:
- Rushing
Yaitu proses pencucian yang sifatnya
memberikan superficial (bagian permukaan) dan berlangsung sebentar saja.Air
yang digunakan diusahakan hanya mengaliri permukaan jaringan dengan tujuan
untuk membuang cairan yang tidak diperlukan misalnya mencelupkan atau menyiram
air dengan hati-hati.
- Soaking
Yaitu proses pencucian sedikit lebih
teliti karena merendamkan jaringan ke dalam cairan yang mengandung mordant. Cairan
tidak perlu diganti karena waktu perendamannya sangat terbatas.
- Washing
Yaitu proses pencucian memerlukan
waktu yang lama dan cairan yang di gunakan selalu di gantidengan tujuan untuk
membuang bahan-bahan yang tidak di gunakan.
Caranya
:
·
Dapat merendam
jaringan tetapi cairannya harus diganti .
·
Dengan cara
praktis yaitu dengan menggunakan air mengalir dengan kecepatan air diatur.
Dalam larutan pertama pada proses pencucian untuk
melakukan pembersihan jaringan-jaringan yang akan dicetak atau di blok ada 3
macam yaitu:
·
Pencucian
sebelum difiksasi
Tujuannya adalah untuk membuang kotoran-kotoran
dan jaringan yang tidak diperlukan dengan larutan NaCl fisiologis 0,9 %
·
Pencucian
sesudah fiksasi
Pencucian mutlak harus dilakukan apabila
menggunakan larutan fiksasi berupa garam-garam berat misalnya Mercuri clorida,
Calium bikromat, dsb.
·
Pencucian
sesudah diwarnai
Pencucian ini perlu dilaksanakan dan sedikit
intesif karena warna yang ada pada jaringan perlu dikurangi supaya daya
affinitas jaringan semakin jelas.
5. Dehidrasi
Yaitu suatu proses untuk menarik air dari jaringan
dengan menggunakan bahan kimia tertentu , yang mempunyai syarat yaitu:
a.
Mampu
mengusir air dari jaringan ,kemudian menggatikannya
b.
Bahan-bahan
dehidrasi harus dapat digantikan dengan clearing agent
Tidak boleh mengganggu jaringan yang telah
difiksasi misalnya, tidak boleh menjadi lunak,menjadi keras,dan rapuh.
Dehidrasi harus dilakukan secara
seksama dan sebaiknya dilakukan secara bertahap ,karena jika terjadi kesalahan
pada proses dehidrasi akibatnya jaringan menjadi buruk di dalam deretan teknik
parafin.
Didalam deretan tenik parafin dehidrasi umumnya dilakukan satu kali yaitu
setelah proses pencucian namun apabila proses pewarnaan terlalu tebal ,
dehidrasi juga bisa dilakukan , apabila waktu fiksasi jaringan bentuk daripada
jaringan yang bersangkutan terlalu besar atau terlalu tebal.
Sehingga , tidak dapat diletakan di dalam kaca
sediaan maka jaringan tersebut di anggap rusak.
Bahan-bahan yang digunakan untuk cairan dehidrasi
antara lain :
·
Alkohol 100%
(alkohol absolut)
·
Alkohol 95-96
%
·
Alkohol 70 %
Persyaratan untuk bahan-bahan dehidrasi :
·
Mudah didapat
·
Dipandang
dari segi ekonomisnya harganya murah
·
Mudah
dimanfaatkan
Di dalam proses dehidrasi cairan yang paling cocok
dan sering digunakan adalah alkohol 70 %,sehingga sering disebut sebagai “
stooping point “ karena jaringan yang didehidrasi akan terjamin dan tidak
mengalami kerusakan walaupun batas waktu dehidrasi terlewati. Ada beberapa
patokan yang perlu diperhatikan agar proses dehidrasi berhasil baik yaitu:
·
Waktu yang
dibutuhkan harus cukup
·
Bahan
dehidrasi berbanding material atau jaringan yaitu 20:1
·
Kadar bahan
dehidrasi harus tepat.
6. Clearing
Yaitu
suatu proses untuk membuat material atau jaringan menjadi transparan atau
tembus cahaya dibanding dari pada sebelumnya .
Proses
clearing dijalankan dalam 2 tahap yaitu :
a.
sesudah
dehidrasi dimana material atau jaringan masih utuh.
b.
sesudah
dehidrasi tetapi material atau jaringan telah dipotong.
Dengan pisau mikrotome setelah itu baru direkatkan
pada objek glass.Bahan-bahan yang bisa digunakan untuk clearing (clearing
agent) yaitu:
a.
xylol
) Bahan ini mempunyai keuntungan yaitu :
·
Daya kerja
sangat cepat
·
Material atau
jaringan menjadi transparan
·
Dapat bekerja
sebagai “ dealkoholisasi ”, menarik alkohol ( Etanol )
·
Mudah didapat
meskipun harganya mahal
·
Berguna
sebagai pelarut parafin
Bahan ini mempunyai kerugian yaitu :
·
Material atau
jaringan yang sangat halus akan mengalami perkerutan
·
Xylol ini
hanya dapat digunakan setelah penggunaan alkohol
·
Apabila
terlalu lama menggunakan xylol, material atau jaringan rapuh ( waktu yang
paling baik 1 , 5-3 jam
b.
Bensol
Keuntungannya yaitu :
·
Harga murah
dan mudah di dapat
·
Sangat lazim
digunakan clearing agent
Kerugianya yaitu :
·
Apabila
dibandingkan dengan bahan xylol, hasil dari material yang diperoleh kurang baik
.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai clearing yang
lain yaitu :
a. Tol nof
b. Kloroform
c. Dioxine
7.
Infiltrasi
Proses ini mengusahakan agar
material atau jaringan menjadi menyusut karena mengeluarkan sisa-sisa
dehidrasi dan clearing agent,
bahan-bahan yang digunakan untuk proses infiltrasi harus dipertimbangkan
sifat-sifatnya terutama suhu yang digunakan harus tertentu yaitu 450
C, 540 C, 560 C, 58 0C dan yang paling sering digunakan yaitu pada
suhu 580 C agar bahan-bahan dehidrasi dan clearing agent yang masih
tersisa akan hilang karena mengalami penguapan.
8. Embedding
Untuk mencetak jaringan dalam blok parafin , pada
proses embedding parafin cair dalam suatu wadah kemudian jaringan yang talah
dipersiapkan dimasukan kedalam wadah tersebut .Dengan mengatur posisi jaringan
agar tepat di tengah-tengah wadah tersebut sering dinamakn sebagai “ Blok
Parafin “ atau semacam “Takir“.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain :
a. harus menggunakan parafin yang bersih dan murni.
b. parafin cair harus disaring.
c. Pada saat proses embedding ,alat-alat khusus harus
disiapkan yaitu pinset, pegangan blok atau penjepit blok dari kayu agar tidak
panas.
d. Pekerjaan harus cepat dan dilakukan di dalam oven.
e. Setelah proses embedding ,kemudian blok parafin
diangkat pada tempat yang diinginkan agar parafin tersebut menjadi kering dan
padat ,setelah itu blok parafin yang berisi jaringan dikeluarkan dari cetakan /
takir.
9. Mikrotome
Adalah
suatu alat yang dipergunakan untu memotong suatu jaringan atau sediaan telah
dicetak di dalam blok parafin menjadi bentuk ribbon (pita).Beberapa ratus tahun
yang lalu, sebelum orang mengenal mikrotome,peneliti-peneliti membuat sediaan
irisan hanya dengan cara irisan tangan .
Caranya
adalah sebagai berikut:
Sepotong
jaringan dipegang diantara ibu jari penunjuk . Dengan sebuah pisauyang tajam
jaringan ini dipotong melintang beberapa kali dengan cepat , paralel dan
sedekat mungkin dengan permukaan atas jaringan yang akan dipotong ,agar supaya
mendapat irisan yang setipis mungkin .Irisan ini kemudian dimasukan kedalam
larutan garam .selanjutnya irisan yang tipis ini dapat diamati di bawah
mikroskop,irisan ini dapat diwarnai terlebih dahulu sesuai dengan tujuannya.
Alat
utama dari mikrotome ini adalah pisau yang sangat tajam dan tipis yang
mempunyai prinsip kerja dengan cara diengkol.Mikrotom mempunyai kelengkapan
alat antara lain : spatula, stalpel, pinset, gunting, kotak ,sediaan, kain lap
,dll.
Cara
kerja dari mikrotom yaitu dengan mempersiapkan blok material yang merupakan
bagian yang sangat vital dan sebagai objek penelitian sebelum dipotong dengan
pisau mikrotom apabila ada parafin yang berlebihan didalam blok dibuang atau
ditambahi untuk mempermudah atau mempercepat
pemotongan material ,kemudian letak pisau mikrotom diatur untuk
menentukan ketebalan irisan berupa pita jaringan.
Jika hasil mikrotome dapat tidak memuaskan
maka proses pengerjaannya kemungkinan mengalami suatu kekurangan yaitu :
a. keliru
didalam tahap-tahap proses pengerjaannya
,
biasanya pada saat fiksasi bahan yang digunakan
tidak murni/parafin yang digunakan penyaringannya tidak sempurna atau bahan
tidak murni .
b. pada
saat mikrotom digunakan kemunginan pisaunya tidak tajam ,letak pisauya tidak
baik.
Metode
irisan dengan mikrotom :
Pada
mikrotom terdapat bagian-bagian sebagai berikut:
I.
skala yang
dapat diatur untuk menentukan tebal atau
tipisnya sayatan atau irisan.
II.
pisau
mikrotom ada yang dapat digerakan sedangakan .Jaringan tetap berada pada
tempatnya atau sebaliknya.
III.
terdapat
pegangan sebagai tempat jaringan .
IV.
ada alat
pengukur jarak antara tempat jaringan dengan
Pisau mikrotome.
Macam-macam mikrotome :
·
Mikrotom geser (sliding microtome)
Pada alat ini jaringan tetap
berada pada tempatnya, sedangkan pisaunya yang bergerak ,mikrotom ini banyak
dilakukan untuk pengirisan jaringan tumbuh-tumbuhan dan pada umumnya jaringan
yang akan diiris adalah jaringan tanpa embedding sehingga jaringan yang akan
diiris sebelumnya telah dapat diwarnai dengan pewarnaan tunggal atau tanpa
perwarnaan terlebih dahulu.
·
Mikrotom beku (frezzing microtom)
Alat ini dihubungkan dengan
tabung yag berisi CO2 dengan suhu dingin melalui sutau pipa karet
,mikrotom ini sama dengan mikrotom geser ,jaringan yang berada pada tempatnya
sedangkan pisau mikrotomnya bergerak ke muka dan kebelakang jaringan yang
didapat ,yang dipotong dengan mikrotom ini tanpa mengalami proses fiksasi
terlebih dahulu ,tetapi fiksasi dapat dapat dilakukan setelah pemotongan atau
sebelum pewarnaan.
·
Mikrotom putar (rotary mikrotom)
Pada
mikrotom ini pisaunya tetap pada tempatnya sehingga berbeda dari 2 jenis
mikrotom sebelumnya dan yang bergerak adalah jaringan nya kedua arah ,yaitu
keatas dan kebawah , jenis mikrotom ini biasanya digunakan untuk pembuatan
sediaan irisan dengan metode parafin
,hasil irisan yang didapat lebih tipis dibandingkan dengan metode lainnya
sehingga pengamatan secara seksama dan teliti terhadap jaringan yang diperoleh
menjadi semakin nyata , selain itu hampir semua jaringan dapat diiris dengan
mikrotome putar.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
selama pengirisan :
1. pita melengkung ke kanan dan ke kiri
2. pita mengkerut
3. pita sebagian patah
Beberapa kebaikan-kebaikan yang dapat melalui irisan mikrtome putar antara lain :
1. ketebalan irisan berkisar antara 6-10 mikron
2. irisan-irisan terhadap jaringan dapat dikerjakan
secara seri dan mudah.
3. proses pengerjaannya jauh lebih cepat ,
dibandingkan mikrotome lain.
Kemungkinan penyebab kesalahan :
1. tepi atas dan bawah blok tidak sejajar
2. ketajaman pisau tidak stabil
3. salah satu sisi blok lebih panas dari sisi lain
4. parafin yang digunakan untuk menanam terlalu lunak
Tetapi apbila jaringan ada yang hancur
atau pita pecah dan terlepas dari parafin maka dapat ditolong dengan cara:
1. Jaringan dehidrasi kembali
2. Gantilah mata pisau dengan yang lain
3. Jaringan diinfiltrasi lagi
4. Apabila ada benda karat didalam blok bersama-sama
dengan jaringan keluarkanlah dengan jarum preparat
10.Affixing
Yaitu suatu proses untuk merekatkan
preparat atau pita jaringan pada kaca sediaan dengan pertolongan kaca perekat
yang khusus, sebelum dilakukan perekatan ,harus dipersiapkan kaca sediaan yang
bersih ,meja atas bak pemanas yang suhunya diatur pada 420C ,dan
perekat yang digunakan salah satu resepnya :
Mayer
Albumin :
Albumin 50 bagian
Gliserol 50 bagian
Krista tymol
secukupnya (untuk mencegah jamur)
Selanjutnya
resep tersebut dihomogenkan .
Cara melakukan affixing :
1. kaca sediaan yang bersih/kering diletakan pada
meja pemanas.
2. diatas kaca sediaan ditetesi mayer albumin .
3. pita jar. yang dipotong sesuai kebutuhan secara
perlahan-lahan diletakan diatas kaca sediaan .
4. selanjutnya diambil jarum preparat untuk membantu
merekatkan pita jar.agar tidak berkerut “sehingga menjadi rata” dan di tutup
dengan ower glass.
5. jika
jaringan sudah rata , maka mayer albumin yang berlebihan dibuang.
6. kaca sediaan yang sudah berisi pita jaringan
,ditempatkan pada tempat yang aman agar menjadi kering.
Catatan :
Pada
proses affixing kaca sediaan yang bersih dan kering diberi resep mayer
albumin,kemudian jaringan dipotong dengan mikrotome untuk membentuk pita
jaringan. Pita jaringan yang telah dipotong ,diambil dengan menggunakan kuas
yang sebelumnya dicelupkan kedalam alat pemanas ,agar pita jaringan menempel
dan tidak jatuh dari kuas.
Selanjutnya
pita jaringan dimasukan ke dalam alat pemanas (water bath) pada suhu 450C
, setelah itu pita jar yang mengapung dipancing dengan cara mendekatkan kaca
sediaan dan diatur sedemikian rupa sehingga pita jaringan menempel dengan
posisi yang baik, setelah iu diangkat dan dikeringkan.
11. Staining
Adalah
proses pewarnaan didalam praktikum sitohisto teknologi yang merupakan
terjadinya reaksi ikatan kimia antara
zat pewarna dan jaringan .
Prinsip
dari staining atau pewarnaan ini yaitu memberikan warna yang kontras terhadap
jaringan sehingga apabila diamati dengan bantuan mikroskop bagian-bagian dari
jaringan tersebut tampak jelas.
Pelaksanaan dari staining dapat dilakukan
yaitu :
a. Blok Staining
yaitu
materi atau jar yang masih utuh dapat langsung diwarnai misalnya embrio, cacing
,dll.
b. Section staining
yaitu
materi atau jar terlebih dahulu dipotong-potong dengan mikrotome setelah itu
diletakan diatas objek glass kemudian dilanjutkan dengan langkah-langkah atau
teknik pewarnaan.
Pewarnaaan
didalam praktikum sitohistoteknologi dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) non vital staining
pewarnaan yang dilakukan setelah jaringan atau
material dimatikan melalui fiksasi
2) vital staining
prosespewarnaan dilakukan pada sel atau jaringan
didalam keadaan segar dan warna yang diberikan tidak boleh bersifat toksik.
3) Supra vital staining
Proses pewarnaan dilakukan terhadap jaringan pda
saat kondisi jaringan dalam keadaan transisi.Pewarnaan ini umumnya dilakukan
untuk tujuan percobaan dalam suatu penelitian.
Jenis-jenis
zat warna yang digunakan:
Ø Zat warna sintetik
Yaitu zat warna yang dibuat melalui proses
kimia.Contoh: sudan 3,sudan 4,bhasic fuchin,saffranin,methilen blue,gentian
violet,dsb
Ø Zat warna alam
Yaitu zat warna yang diperoleh dari alam (tumbuhan
dan hewan) Contohnya: hemaktoksilin,eosin,karamel, carolin,curcuma,clorofil
dsb.
Ø Zat warna logam
Zat warna yang umu nya didapat dari dalam tanah
dan juga dari logam Contoh:warna timah,emas,perak,warna merkuri atau raksa dsb.
Urutan-urutan pengecatan Haemotoxylin Eosin (H.E)
1. Xylol pertama selama 1 menit
2. Xylol kedua selama 5 menit
3. Xylol ketigaselama 5 menit
4. Alkohol 96 % selama 4 menit
5. Alkohol 80 % selama 5 menit
6. Alkohol 70 % selama 5 menit
7. Cuci dengan air mengalir lalu ditiriskan
8. Haris selama 3 menit
9. Cuci dengan air mengalir selama 5 menit
10. HCl 1 kali celup
11. Air 3 kali celup
12. Litium 1 kali celup
13. Air 3 kali celup
14. Eosin 1 kali celup
15. Etano 70 % 3-4 kali celup
16. Etanol 80 % 3-4 kali celup
17. Etanol 80 % 3-4 kali celup
18. Etanol 96 % 3-4 kali celup
19. Xylol 1 kali celup
20. Xylol 1 kali celup
12. MOUNTING
Beberapa persyaratan dari mounting media :
ü Dapat meningkatkan indeks refraksi dari jaringan
atau sifat tembus cahaya
ü Indeks refraksi mounting media harus mendekati
indeks refraksi kaca sediaan
ü Merupakan alat perekat khusus antara kaca sedian
dengan deck glass
Jenis- jenis mounting media terdiri dari 2
bagian :
1. Yang larut dalam air
Contoh
: gliserol,jeliy dsb
2. Yang tidak larut dlam air
Misla
:candana balsem,yaitu semacama damar yang berasal dari tumbuhan.Balsam
mempunyai indeks refraksi 1,52-1,54 ,tidak jauh berbeda dengan indeks refraksi
kaca sediaan yaitu 1,52.
Cara pengolahan sediaan :
Ada beberapa cara pengolahan
sediaan yang disesuaikan dengan jenis jaringan tau kebutuhan diantaranya :
Whole atau
Mounts
Yaitu seluruh organ atau seluruh individu dengan
ukuran tertentu dapat dijadikan menjadi sediaan misalnya : embrio,suatu jenis
cacing,atau organ-organ tertentu.
Shechioning
Yaitu pembuatan sediaan melalui pemotongan dengan
alat-alat pemotong misal : mikrotome,pisau operasi,gergaji, dll.
Teasing
Yaitu pembuatan dediaan yang terlebih dahulu
dilakukan penguraian terlebih dahulu dari suatu berkas atau dari beberapa
kumpulan-kumpulan berkas menjadi satu berkas tertentu.
Misalnya : bahan-bahan obat dari tumbuhan dan
beberapa berkas otot.
Schnering
Yaitu pembuatan sediaan dengan cara memulas.cara
ini dibagi lagi menjadi :
Natif
Yaitu sediaan ditaruh diaatas sediaan lalu ditutup
dengan kaca sediaan pula kemudiaan diamatai dengan bantuan mikroskop.
Ulas
Siapkan kaca sediaan lalu diteteskan darah pada
kaca tersebut sebelum itu dikeringkan / difiksasi lalu diwarnai kemudian
diamati dengan bantuan mikroskop.
Sentuh
Yaitu sediaan berupa getah bening disentuhkan pada
kaca sediaan . lalu meninggalkan berkas,kemudiaan berkas tersebut diambil dan
diamati di mikroskop.
Catatan :
Pada saat proses mounting dilakuakan diusahakan sewaktu menutup
kaca sediaan dengan deck glass , jangan sampai ada gelembung udara karena akan
mengganggu pengamatan pada saat sediaan diamati dengan bantuan mikroskop.
13.LABELLING/ETIKET
Adalah suatu proses untuk melekatkan ribben atau
pita jaringan pada kaca sediaan dengan dibantu bahan-bahan perekat yang
lazimnya dilakukan melalui proses ofixing slide atau disebut proses melekatkan
material atau pita jaringan pada kaca sediaan. Oleh karena itu timbul istilah
yang disebut mounting media istilah in juga dapat diartikan yaitu cairan perekat atau bahan perekat untuk
merekatkan deck glass pada kaca sediaan.
Bahan perekat yang sering digunakan yaitu resep
mayer albumin yaitu yang mengisis antara sediaan yang telah diwarnai dengan
kaca penutup.
Labelling/Etiket
Yaitu untuk memberikansuatu tanda atau kode dengan
tujuan untuk mencegah kekeliruan terutama apabila banyak sediaan yang
dikerjakan dalam label tersebut. Umumnya yang dicantumkan dalam label :
1. Jenis atau asal sediaan
2. Cairan fiksasi yang digunakan
3. Tanggal pembuatan
4. Pewarnaan yang digunakan
5. Nama penugas yang mengerjakan
Tetapi
tidak semuanya isi label dicantumkan dan ditulis yang penting-penting saja
Misalnya:nama sediaan dan pewarnaan yang dilakukan
Label ini dapat berbentuk kertas atau pensil khusus dan sebagai kelengkapan isi
tabel dicatat dalam suatu buku tertentu.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengetahuan
tentang jaringan dalam tubuh itu sangat penting. Oleh karena itu, mata kuliah Sitohistoteknologi
berperan di dalamnya. Dengan mengetahui tentang Sitohistoteknologi dan macam-macam jaringannya maka kita juga akan lebih mudah untuk mengetahui ilmuyang mempelajari tentang cara-cara membuat preparat
suatu jaringan tubuh manusia.
B. SARAN
Sebaiknya
seorang analis harus mempelajari
tentang Sitohistoteknologi, agar dapat mengetahui pengertian, fungsi, maupun
macam-macam jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Dosen Mata Kuliah Sitohistoteknologi.