Ini gue copas dari salah satu instansi tumbrl orang
Numpang share ya kak Satkar hehe
Mari
kita berbicara mengenai sepi dan kesepian. Pernahkah pada suatu hari
kau menghubungi semua teman-temanmu cuma karena kau kesepian dan butuh
teman bicara? Pernahkah
kau merasa hampa dan kosong dan mencoba melepas kehampaan itu dengan
pergi ke mal atau memutar musik sekencang-kencangnya, atau berteriak
sekeras yang kau mampu, tapi gagal? Atau pernahkah, di
suatu pagi kau bangun tidur seperti biasa, tapi merasa ada sesuatu yang
hilang darimu, apakah itu teman, benda, atau pekerjaan?
Sepi
itu sakit. Dan kesepian hanya bisa disembuhkan dengan sesuatu yg
membuatmu sakit. Artinya, kau harus membunuh kesepian itu dari
akar-akarnya. Kalau kau merasa sepi karena kehilangan seorang teman,
artinya rasa sepi itu cuma bisa hilang setelah kau bersama temanmu. Seberapapun
uang di dompetmu ketika kau kesepian dan butuh teman, maka uang itu
pada saat itu tak berarti apa-apa. Karena yang kau butuhkan bukan uang,
tapi kehadiran teman. Karena kau kesepian bukan karena uang, tapi karena
teman.
Sepi tak berarti putus asa atau desperate.
Sepi itu adalah perasaan kosong, perasaan tidak memiliki apa-apa, dan
perasaan ketidakjelasan yg luar biasa. Kau bahkan tidak tahu apa yang
hendak kau lakukan. Semua
orang pasti pernah merasakan kesepian. Bedanya, ia mengungkapkan ke
orang lain atau tidak. Misal, lewat Twitter atau Facebook, atau buku
harian, atau curhat langsung ke orang lain.
Org
kesepian itu sadar. Dia mencari escape atau jalan keluar. Ada yang
melepas dirinya dari kesepian dengan membaca buku, mendengar radio, ke
bioskop, melukis, tapi seringkali gagal hanya karena ia tak tahu mengapa
ia merasakan kesepian itu. Tiap
hari kita mendengar banyak orang yang berbicara tentang Avril Lavigne atau Taylor Swift, orang-orang yg berbicara tentang teknologi, dari A
sampai Z, tapi tidak banyak orang yang berbicara mengenai kesepian.
Sepi karena tak dianggap.
Orang yang seringkali tak dianggap penting dalam sbuah kelompok,
akhirnya memilih untuk menyendiri. Ujung-ujungnya, dia jadi kesepian.
Sering kita temui orang-orang yang dikucilkan hanya karena ia tak
sepandai temannya atau tak selincah temannya yang lain, terutama dalam
berkomunikasi dengan sesama.
Sepi karena cacat fisik.
Banyak yang tidak sadar bahwa orang cacat seringkali dijauhi. Padahal
kekurangan fisik tak bisa jadi alasan untuk hidup sendiri. Setiap orang
butuh teman hidup, apalagi orang-orang yang cacat yang sadar akan
kelemahannya. Tapi orang zaman sekarang terlalu malu untuk bergaul
dengan temannya yang punya kelainan fisik.
Sepi karena perbedaan status sosial.
Ini terjadi dimana-mana. Dari SD sampai universitas, sampe tempat
kerja, sampe di kampung-kampung, bisa ditemukan. Yang kaya hanya mau
bersama yang kaya dan tidak membuka ruang untuk yang miskin.
Menurut
saya, sepi itu bisa diredam kalau kita masuk dalam kelompok yang
anggotanya punya latar belakang berbeda-beda. Disana kita bisa berbagi
mengenai apa saja. Organisasi
misalnya, mengajarkan kita untuk hidup bersama, saling menerima,
mengisi kekosongan masing-masing, dan tidak pernah merendahkan golongan
manapun. Pada
akhirnya, ketika solusi sudah dijalankan, maka kembalilah ke Tuhan.
Tuhan yang paling pengertian dan tahu jln keluar untuk kesepian kita.
Sepi itu banyak penyebabnya.
Sepi karena gaya hidup modern.
Kadang anak-anak yg main layangan dgn teman-temannya di luar rumah,
lebih bahagia dibandingkan anak-anak yang sendirian main PS dalam rumah.
Modernisasi dan globalisasi telah memudahkan kita untuk hidup
berpindah-pindah, yang membuat manusia menjadi lebih sering datang dan
pergi pada kehidupan manusia lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar